Minggu, 25 Juli 2010

Mutiara hikmah

Bacaan Paling Dicintai Allah
Bacaan - bacaan yang sering kita baca seringlah tidak sesuai dengan apa yang dicintai Allah SWT.
Imam Muslim meriwayatkan sabda Rasulullah SAW: "Ada empat bacaan yang paling dicintai Allah SWT dari mana saja mulai membacanya. Yaitu bacaan Subhaanallaah, Alhamdulillaah, Laa ilaaha illallaah dan Allaahu Akbar."

Bangga Berbuat Dosa
Seorang zahid berkata :
"Orang yang merasa bangga berbuat maksiat, hakikatnya telah melakukan dua dosa sekaligus yaitu, dosa kemaksiatan itu sendiri dan sikap membanggakan kemaksiatannya. Ia akan dilemparkan ke neraka Jahanam dengan penuh kutukan. Sebaliknya, orang yang merintih penuh tangis dalam melakukan ketaatan, berarti telah berbuat dua kebaikan sekaligus; yaitu, kebajikan berupa taat dan kebajikan berupa penyesalan terhadap dosa yang telah ia lakukan. Allah akan memasukkannya ke surga dengan penuh kebahagiaan."

Akal-Syahwat-Nafsu
Dalam diri Anda terhimpun akal dan budi malaikat, syahwat hewani dan hawa nafsu setani. Jika Anda mampu mengendalikan dan menguasai syahwat maupun hawa nafsu, Anda berkedudukan lebih tinggi daripada malaikat. Namun jika Anda dikuasai oleh syahwat dan hawa nafsu, Anda berkedudukan lebih rendah daripada hewan dan syaitan.
Bayangkan, anjing pemburu yang terdidik bahkan mampu menahan nafsu seleranya untuk tidak memakan hewan yang ditangkapnya. Dia mengharamkan bagi dirinya binatang tangkapan itu, kemudian ia serahkan kepada majikannya untuk dinikmati.

Buah Pengetahuan
Sebagian orang bijak menyatakan, buah pengetahuan itu ada tiga.
Pertama, merasa malu dari pandangan Allah SWT.
Kedua, cinta terhadap hal-hal yang diridhai Allah.
Ketiga, merasa senang dengan penghargaan Allah.

Diperbolehkan Tergesa-Gesa
Hathim al-Asham berkata, "Boleh berbuat tergesa-gesa dalam lima perkara yang merupakan sunnah Rasulullah SAW: menyediakan makanan bagi tamu yang menginap, menguburkan jenazah, menikahkan anak perempuan yang sudah baligh, membayar hutang jika sudah jatuh tempo dan bertaubat jika melakukan dosa."

Do'a yang Bermanfaat
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kehinaan, kemelaratan dan dari kesombongan kekayaan. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perolehan ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu, dari nafsu yang tidak pernah kenyang (puas) dan dari doa yang tidak didengarkan."

Empat Gejala Kecelakaan
Kecelakaan yang akan segera menimpa ketika manusia melakukan perbuatan berikut.
Para hukama mengutip sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa gejala kecelakaan pada diri manusia ada empat macam. Yaitu :

  • melupakan dosa-dosa padahal semua tercatat di sisi Allah;
  • mengingat-ingat kebajikan yang telah lampau padahal belum tentu kebajikan itu
    diterima;
  • menghormati orang yang lebih tinggi martabat duniawinya; dan
  • melecehkan orang yang lebih rendah martabat agamanya.

Empat Larangan
Waspadalah terhadap empat macam keburukan: sombong, dengki, marah (emosi) dan syahwat yang tidak terkendali.
Angkuh dan sombong mencegah orang untuk mematuhi dan mentaati perintah dan larangan syariat.
Hasud (dengki) mencegah orang untuk menerima nasihat atau memberi nasihat.
Marah (emosi) mencegah orang untuk berbuat adil.
Mengikuti nafsu syahwat dapat mencegah orang menggunakan waktunya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Empat Macam Manusia
Jenis manusia dan pengetahuan akan dirinya sendiri.

  1. Seseorang yang tahu dan mengetahui bahwa dia tahu. Itulah orang alim, maka ikutilah dia.
  2. Seseorang yang tahu dan tidak mengetahui bahwa dia tahu. Itulah orang yang sedang tidur, maka bangunkanlah dia.
  3. Seseorang yang tidak tahu dan mengetahui bahwa dia tidak tahu. Itulah orang yang membutuhkan petunjuk, maka ajarilah dia.
  4. Seseorang yang tidak tahu dan tidak mengetahui bahwa dia tidak tahu. Itu1ah orang jahil, maka jauhilah dia.

Empat Waktu
Sebagian ulama yang arif mengatakan, "Setiap hamba Allah mempunyai empat waktu, dan tidak ada kelimanya. Keempat waktu itu ialah:
- Waktu mendapat nikmat;
- Waktu mendapat ujian dan cabaan;
- Waktu melakukan ketaatan; dan
- Waktu melakukan maksiat.
Pada setiap waktu tersebut terdapat hak Allah sebagai Rabbmu, yakni waktu beribadah kepada-Nya. Barangsiapa waktunya digunakan untuk mendapatkan kenikmatan Allah, jalannya ialah bersyukur kepada-Nya. Barangsiapa waktunya mendapat ujian dan cabaan, jalannya ialah ridha dan sabar. Barangsiapa waktunya untuk melakukan ketaatan, jalannya ialah anugerah Allah yang memberi petunjuk. Dan barangsiapa waktunya untuk melakukan maksiat, jalannya adalah bertaubat dan beristighfar."

Enam Ciri Kebodohan
Kebodohan sangatlah penting untuk dihindari, sehingga kita harus mengerti dan mengetahui tindakan - tindakan yang bodoh.
Syekh Sihabuddin al-Qalyubi, dalam kitab Al-Nawadir, mengemukakan enam ciri kebodohan. Yaitu :

  1. marah tanpa alasan yang tepat,
  2. berbicara tanpa manfaat,
  3. memberi tidak pada tempatnya,
  4. membukakan rahasia kepada sembarang orang,
  5. terlalu percaya kepada setiap orang dan
  6. tidak mengenal siapa kawan siapa lawan.

Hidup Duniawi
Sarana untuk menyempurnakan kehidupan duniawi ialah :
- Amal perbuatan (karya dan profesi) yang baik, halal dan terhormat.
- Melaksanakannya sebaik-baiknya.
- Menunjukkan prestasi dan keahliannya.
- Dengan kemampuan optimal dan kekuatan maksimal serta dengan kesungguhan hati.

Ikhlas-Riya-Keserakahan
Hubungan dari sifat tersebut
Imam Ibnul Qayyim berkata, "Tidak akan berkumpul dalam hati seseorang, sifat ikhlas, gila pujian (riya) dan serakah, kecuali seperti berkumpulnya air dengan api atau berkumpulnya biawak dengan ikan.
Apabila Anda ingin memiliki sifat ikhlas, yang pertama kali Anda lakukan ialah melenyapkan sifat serakah, kemudian menghindari sifat riya, seperti sifat yang dimiliki pencinta dunia yang tidak mempedulikan kehidupan akhirat.
Apabila Anda sudah melakukannya, mudahlah bagi Anda memperoleh sifat ikhlas."

Kecemasan Manusia
Kecemasan yang akan dihadapi oleh setiap orang
"Manusia dilanda dua macam kecemasan," ujar seorang ahli hikmah.
"Pertama, kecemasan menghadapi keputusan Allah terhadap usia dan amalannya di masa lalu. Kedua, kecemasan menghadapi sisa usia dan amalan yang akan dikerjakannya; apakah lebih baik atau lebih jelek daripada yang sudah-sudah."

Kepada Siapa Menyembah
Menyembah haruslah tepat, sehingga tidak akan berdosa dan dapat bermanfaat
Seorang mursyid menuturkan petuah kepada para muridnya:
"Seseorang yang ingin mencapai tingkat tauhid, harus memulainya dengan hanya menyembah Allah. Kepada-Nya kita berserah diri, kepada-Nya kita beribadah. Omong kosong jika seseorang ingin bertauhid, jika setiap hari dia menyembah Allah melalui ibadah ritual; wirid dan zikir, tetapi dia juga menyembah pangkat, jabatan, pimpinan, golongan dan institusi-institusi lain di luar Allah SWT. Orang-orang semacam itu justru yang membuat kekacauan di muka bumi, karena mencampuradukkan nilai keesaan Allah dengan kemajemukan benda yang hina dina."

Makna Usia
Usia haruslah dimanfaatkan sebaik - baiknya
"Apa makna usia?" tanya seorang murid kepada seorang mursyid.
"Jawabannya sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah SAW: Apabila hari ini amal pekerjaan Anda masih sama dengan hari kemarin, berarti Anda merugi. Bila lebih jelek daripada kemarin, terkutuk namanya. Bila lebih bagus, barulah termasuk beruntung. Nah, apakah usia Anda yang setiap saat berkurang, telah digantikan oleh hal-hal yang lebih baik, atau sebaliknya? Di situlah makna usia Anda."

Melupakan Lima Hal Karena Mencintai Lima Hal
Hal yang akan dialami manusia ketika mendekati hari kiamat
Rasulullah SAw bersabda :
"pada suatu masa nanti akan menimpa umatku sikap mencintai lima hal dan melupakan lima hal lainnya. Yaitu:
- mencintai dunia melupakan akhirat,
- mencintai kehidupan melupakan kematian,
- mencintai rumah mewah melupakan kuburan,
- mencintai harta melupakan perhitungan dan
- mencintai makhluk melupakan Khaliq."

Orang Pintar, Orang Bodoh
Pengertian dan beda orang pintar dan orang bodoh
Sayidina Abu Bakar as-Siddiq RA. mengatakan, orang pintar adalah orang yang bertakwa, dan orang bodoh adalah orang yang melanggar batas. Sedangkan orang yang benar adalah orang yang dapat dipercaya, dan orang yang bohong sama dengan orang yang durhaka dan pengkhianat.

Penghambat Kemakbulan Doa
Allah SWT memang akan mengabulkan doa setiap hamba-Nya
Namun banyak hamba Allah yang doanya tertolak. Mengapa?, Syekh Ibrahim bin Adham seorang sufi termasyhur menunjukkan sepuluh macam penyebabnya.

  1. Engkau mengenali Allah, tetapi tidak menunaikan hak-Nya.
  2. Engkau membaca kitab Allah, tetapi tidak mengamalkan isinya.
  3. Engkau mengaku memusuhi Iblis, tetapi suka mengikuti jejaknya.
  4. Engkau mengaku mencintai Rasulullah, tetapi suka meninggalkan sunnahnya.
  5. Engkau ingin masuk surga, tetapi tidak pernah melakukan pebuatan yang membawa ke situ.
  6. Engkau tidak mau ke neraka, tetapi selalu berbuat pekerjaan yang mengarah ke sana.
  7. Engkau mengaku bahwa kematian itu hak, tetapi tidak pernah bersiap menghadapinya.
  8. Engkau selalu asyik meneliti aib orang lain, tetapi melupakan aib sendiri.
  9. Engkau makan rezeki Allah, tetapi tidak pernah mensyukuri-Nya.
  10. Engkau sering mengantar jenazah ke kubur, tetapi tidak pernah menyadari bahwa engkau pun akan mengalami hal itu.

Perbedaan Memandang Dosa
Perbedaan di mata orang beriman dan orang munafik
Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana diriwayatkan Iman Bukhari:
"Seorang yang beriman memandang dosanya ibarat melihat gunung di atas kepalanya. Ia takut sekali, kalau-kalau gunung itu menimpa dirinya. Sedangkan orang munafik memandang dosa itu ibarat lalat terbang di depan hidungnya. Ia membiarkan saja lalat tersebut terus terbang."

Sembilan Keluarga Setan
Umar bin Khattab RA. mengatakan bahwa keluarga setan itu ada sembilan
"Mereka adalah Zalitun, penunggu pasar; Wasinun, penguasa dunia malapetaka dan bencana;A'was, yang suka memperalat para penguasa; Hilaf, pengurus minum-minuman keras; Murrah, berkecimpung di dunia tabuh-tabuhan; Laqus, berada di sekitar penyembah api; Mussawit, penyebar berita bohong; Dasim, penunggu rumah yang suka menghasut dan membakar pertengkaran diantara penghuni rumah yang jika masuk ke dalam rumahnya tanpa menyebut nama Allah; dan Walhan, penggoda orang yang wudhu, shalat dan yang melakukan ibadah lainnya sehingga tidak khusyuk."

Sepuluh Kelompok Anti Surga
Orang yang tidak akan pernah merasakan surga akibat perbuatannya sendiri
Dalam kitab Al-Isti'dad li Yaumil Ma'ad, Ibn Hajar al-Asqalani meriwayatkan sabda Rasulullah SAW tentang sepuluh kelompok umatnya yang tidak akan masuk surga.
"Mereka adalah qala', orang yang suka menjilat kepada penguasa; jayus, orang yang suka mencuri kain kafan dari dalam kubur; qattat, tukang adu domba; dahub, mucikari alias germo; dayus, orang yang membiarkan istrinya berbuat lacur tanpa rasa cemburu sedikit pun; shahibul arthabah, orang yang kerjanya hura-hura, main tabuh-tabuhan; shahibul khubab, orang yang kerjanya bersenang-senang mendengarkan musik dan lagu; 'uthul, orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain; zanim, anak zina yang suka 'nongkrong' di pinggir jalan, menggunjingkan orang-orang yang lewat; dan al-'aq, orang yang berani melawan kedua orang tuanya.

Sepuluh Pekerti Tercela
Sifat yang dapat merusak dan manghancurkan diri kita
"Sepuluh jenis pekerti tercela selalu membayangi hidup manusia," kata Syekh Sihabuddin al-Qalyubi dalam kitab An-Nawadir. "Yaitu :
- asysyarah (rakus), akibat tidak mampu membendung syahwat perut;
- as-syabq (tak terjaga), akibat mengumbar nafsu seks;
- al-bath (penyalahgunaan kenikmatan);
- al-jaza' (tidak pasrah terhadap musibah);
- al-jubun (pengecut);
- al-humq (pemarah);
- adh-dhajar (pencemas);
- al-khurq (tak dapat memegang rahasia);
- al-hirs (tamak); dan
- ath-thaisy (gegabah)."

Tiga Macam Kawan
Kawan yang harus anda cari
[1] Kawan yang selalu menerima kebaikan Anda, sedangkan dia tidak pernah memberi Anda kebaikan;
[2] Kawan yang selalu berhitung, yaitu dia akan berbuat baik kepada Anda sesuai dengan kebaikan Anda kepadanya; dan
[3] Kawan yang senang berhubungan dengan Anda tanpa pamrih

Ucapan Nabi Daud kepada Nabi Sulaiman
Bukti ketakwaan seorang mukmin ada tiga:
[1] Bertawakal dengan baik terhadap apa yang belum dicapainya;
[2] Merasa ridha terhadap apa yang diperolehnya; dan
[3] Bersikap sabar terhadap apa yang luput dari perolehannya.

Adab Berbicara
Ibnul Muqaffa' berkata kepada anaknya, "Belajarlah menyimak pembicaraan orang dengan baik, sebagaimana engkau belajar berbicara dengan baik.
Diantara menyimak pembicaraan orang dengan baik adalah membiarkannya berbicara sampai selesai, berilah sedikit komentar, tidak memalingkan muka, memandang kepada orang yang berbicara dan menyadari apa yang diucapkannya."

Datang Dan Pergi
Seorang ahli hikmah (hukama) menulis dalam kata-kata hikmahnya:
"Kedatangan kita di dunia, begitu keluar dari rahim ibunda, disambut senyum riang, bahkan gelak tawa. Semua orang terutama sanak saudara, bergembira ria; sedangkan kita menangis menjerit-jerit.
Apakah kelak ketika kita meninggalkan dunia, keadaan akan tetap sama. Orang lain terbahak-bahak mengiringi kepergiaan kita. Mereka senang karena ketiadaan kita. Mereka merasa bebas dari kekejian dan kezaliman yang kita kerjakan selama hidup; sedangkan kita sendiri menangis, pedih-pilu karena tak punya amal kebaikan untuk bekal di akhirat dan takut menghadapi azab Allah.
Alangkah baiknya apabila keadaan terbalik seratus delapan puluh derajat; ketika mati, senyum tersungging di bibir kita, karena optimis dengan amal kebajikan yang kita kerjakan tatkala hidup, akan menjadi modal menempuh alam kekal yang penuh rahmat dan ampunan Allah; sedangkan orang lain meratapi kepergian kita dan kebaikan kita."

Wallahu'alam.

pesantrenonline.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar